Rabu, 08 Februari 2012

Kesan Pertama

Yepp. Kesan pertama adalah segalanya dalam dunia kerja. Ketika seseorang akan diwawancara biasanya harus mempersiapkan diri untuk merebut perhatian dari pewawancara. Dia harus mampu menunjukkan potensi diri hanya dalam waktu kurang dari sejam. Well, kurangnya perhatian dan menganggap pertanyaan wawancara adalah hal-hal yang kurang penting seperti "Apa pekerjaan orangtua anda?, dengan apa anda kemari, darimana anda mengetahui perusahaan kami, mengapa anda tertarik untuk melamar disini?" Semuanya sangat penting. Penting karena dari situlah si pewawancara akan mengetahui anda orangnya bisa humor atau tidak, bisa dipercaya atau tidak, sesuai dengan pekerjaan yang ditawarkan atau tidak. Bila tidak memanfaatkannya dengan baik, jangan berharap akan ada panggilan untuk anda. Padahal dalam hati, saya merasa sudah menjawab pertanyaan seputar perbankan yang diajukan sesuai dengan yang dibuku, saya sudah menjelaskan panjang lebar tentang pengalaman organisasi saya yang saya ikuti, Saya bercerita bagaimana hubungan saya dengan keluarga sedang bermasalah, Oops. sebagian mungkin tidak perlu diceritakan hanya untuk membuat mereka mengasihani anda, sebaliknya tunjukkan bahwa dalam setiap masalah yang datang anda selalu punya solusi untuk mengatasinya. Juga bukan karena anda pede dengan pengetahuan anda tentang perusahaan yang bisa membuat anda layak untuk diangkat menjadi pegawai ditempat itu, namun semuanya menyangkut aspek kelakuan, mau diajak kerja sama, mau untuk belajar dari awal. Perusahaan tidak butuh orang yang sok tahu dan merasa tinggi karena punya pengalaman yang banyak.
Saya sudah mengalami banyak kali wawancara, dan setelahnya saya tidak diterima. Dulu saya masih menganggapnya tidak fair'. Kenapa? Pdahal saya sudah menjawabnya dengan baik, saya rasa. Namun setelah dipikirkan dan bertanya kesana kemari ternyata tidak cukup hanya dengan pengetahuan teoritis saja. Saya akui saya pasif dalam menjawab pertanyaan pewawancara. Padahal itu adalah kesempatan langka yang harus saya manfaatkan sebaik-baiknya. Namun berakhir dengan saya hanya menjawab pendek-pendek tentang diri saya. Sehingga saya yakin pewawancaranya belum bisa menangkap Passion saya untuk berkerja bersama mereka, dan bahwa saya orang yang tepat yang mereka cari-cari untuk menjadi partner kerja mereka.
Hal itulah yang membuat saya belajar untuk lebih ingin tahu mengenal saya ini orangnya seperti apa, apa kekurangan dan kelebihan saya. Bagaimana kekurangan saya bisa di diubah menjadi kekuatan diri saya. Semua itu saya renungkan. Dan setelah pernah bekerja, saya jadi lebih memahami dunia pekerjaan memang bukanlah mempekerjakan robot yang pintar, yang mau disuruh ini itu. Tapi kita juga harus mampu menyesuaikan diri dengan iklim di tempat kerja. Karena banyak kali karyawan hrus resign bukan karena pekerjaan yang berat melainkan konflik dengan rekan kerja atau bahkan atasan. Oleh karena itu sebisa mungkin dihindari dan bahkan harus lebih paham situasi dan pandai menempatkan diri. Tempat kerja akan terasa seperti rumah sendiri bila kita get along well dengan orang-orangnya.
Jadi kesan pertama itu yang akan jadi kunci kita memasuki gerbang perusahaan, manfaatkan sebaik-baiknya, bukan dengan membohongi diri sendiri dan pewawancara mengenai betapa kita mampu bekerjasama dengan tim padahal kita suka bkerja sendiri. Masih belum terlambat untuk berubah, mampu bekerjasama dengan oranglain adalah hal yang bagus, dan dunia pekerjaan selamanya akan mencari orang-orang yang seperti itu. So, mari berubah untuk menjadi lebih baik. HEY, Yakin Bisa !!! :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

leave your comment please :)