Minggu, 11 Oktober 2009

reason why LIFE's beautyfull


Hidup. Mati. Jodoh. Ditangan Tuhan. Saya percaya hal tersebut. Hidup kita layaknya buku cerita yang diisi dengan kisah-kisah menarik. Layaknya tokoh utama seringkali kita mendapat peran protagonist. Ataukah kita juga pernah menjadi tokoh antagonis?. Well. Itulah hidup. Hidup membuat kita merasakan apa artinya cinta, marah, benci, iri, semuanya terjadi melalui serangkaian proses. Itulah yang membuat kita menjadi dewasa, yakni dengan menghargai hidup itu. Bukan persoalan bagaimana kita hidup layak, namun bagaimana caranya kita sebagai manusia atau tokoh utama dalam kisah kehidupan membuat kehidupan yang lebih baik. Yaitu dengan berbuat baik tentunya.
Tuhan sudah mengaruniakan kita 5 panca indra. Kita dapat merasakan. Kehangatan, kelembutan, kedinginan. Kepanasan. Suara yang halus, suara yng keras. Semuanya merupakan suatu tanda bahwa Tuhan tidak setengah-setengah dalam menciptakan manusia. Tinggal bagaimana caranya manusia bisa menggunakannya untuk kemuliaanNya. Manusia, dengan segala keberadaannya, memang bukan yang paling sempurna. Namun seringkali manusia ingin meraih kesempurnaannya itu. Mereka berambisi untuk membuat sesuatu yang berada diluar batas kemampuannya. Untuk meraih kesempurnaan itu tidak sdikit yang malah menjadi impian belaka. Karena manusia memng tidak akan mampu untuk menjadi sempurna. Sekuat apapun dia, secantik apapun dia, setampan apapun dia. Tak ada yang sanggup menyaingi kesempurnaan Tuhan. Itulah yang harus manusia sadari. Sebab bagaimana mungkin manusia bisa sempurna kalau untuk kepentingan dirinya sendiri. Rasa pengorbanan itu tak muncul kala ambisi untuk menjadi sempurna mengalahkan segalanya.
Ironis kala ada manusia yang berambisi menjadi sempurna, namun disatu sisi yang lain ada juga manusia yang kurang mengeksplorasi dirinya, bakat yang dimilikinya untuk mengucap syukur pada Tuhan karena telah diberikan berkat berupa kehidupan serta anggota tubuh yang lengkap. Manusia, merasa rendah diri, melihat sesamanya lebih unggul darinya, menganggap diri tak mampu menyamai sesamanya, mudah putus asa. Menyerah pada keadaan. Padahal sesuatu yangbelum pernah dicoba, mana mungkin kita akan tahu kalau kita mampu atau tidak. Manusia tidak sanggup belajar, apa arti kehidupan yang telah Tuhan berikan untuknya. Manusia terlalu nyaman berada dalam dunia LOSER. Sehingga tak bisa menjawab tantangan. Bagi manusia, tantangan adalah musuh yang harus dihindari bukan dihadapi. Manusia lalu frustasi akan apa yang menimpanya, ia mulai menyalahkan diri sendiri, menyalahkan Tuhan, bahkan yang paling buruk ia memilih untuk mengakhiri kehidupan indah ini. Sungguh bodoh manusia yang berpikir bahwa mati adalah cara yang terbaik dari yang baik. Padahal apa yang akan dia tinggalkan di dunia belum tentu akan selesai begitu saja, Apalagi bagi dirinya sendiri. Entah apa hukuman yang menantinya di neraka sana. Yang jelas bunuh diri tidak akan masuk surge. Manusia memang berpikiran lebih cepat lebih baik. Namun alangkah efisien dan efektif jika manusia tidak langsung mengambil langkah seribu jika sudah kepepet seperti itu. Lawanlah masalah dengan mencari solusi. Manusia pikirkan saja apa solusi yang terbaik atas masalah yang menimpa. Tidak ada masalah yang tidak bisa dipecahkan dengan kepala dingin. Tetaplah tenang, minta petunjuk Tuhan. Ia pasti dengan senang hati membantu, referensi lain, hubungi keluarga, atau orang terdekat supaya masalah ini bisa terselesaikan.

they call us woman

Entah knapa kalo pra M, bawaannya stress. Pengen makan terus, sifat emosionalnya kambuh. Dikit-dikit mara dikit-dikit pengen nangis. Emang kayak gitulah kita perempuan kalo lagi nunggu tamu bulanannya. Gara-garanya aku terancam batal dietnya. Laper mulu dari tadi, padahal baru maem. Mo olahraga juga males. Yampunn. Tambah naik khan badannya. =(

Cita-cita saiiia

Saya selalu berharap menjadi seseorang yang berguna kelak dikemudian hari. Cita-cita yang sangat mulia bukan? Hmm. Rata-rata semua orang juga ingin seperti itu. Say it, and take Action. Pastinya. Dalam perencanaan memang kayak membayangkan atau memimpikan sesuatu. Kiat tinggal nulis apa aja yang dibutuhin, apa yang harus dilakuin, trus pasang target. Rasanya hidup ini serba terarah dan terorganisir rapi. Tapi saat mau merealisasikannya, tampaknya memang butuh pembelajaran lebih. Sebab kadang-kadang, ada hal yang tak terduga yang bikin kita jadi nggak semangat menjalaninya. Misalnya, pas saya patah hati, niat diet yang sudah semangat 45 yang berkobar-kobar, dan perencanaan yang matang akhirnya harus bubar jalan sejalan dengan saya makin menggemari goreng-gorengan, snack, nonton tv berjam-jam. Alhasil saya naik 2 kilo. Dan badan saya aihhh. Malunya, kalo pake baju ketat dikit, langsung nyembul lemak yang bertebaran dimana-mana. Waktu itu sihh pikirnya ahh, nikmatin idup aja, toh udah susah, nambah susah lagi kalo mo diet. Blum nyadar juga sih kalo berat badanku mulai tambah naik lagi, skarang udah ngga turun-turun. Nah lo, skarang mulai diet lagi. Kali ini dengan perencanaan dan emosi yang lebih baik. Saya harus ekstra hati-hati untuk bertemu dengan makanan. Supaya nggak bakalan naik lagi. Benar-benar bencana, kayaknya perencanaan tanpa niat yang teguh gag akan mungkin berhasil. Saya memang lupa memperhitungkan hal-hal tidak terduga dalam perencanaan. Jadi sebaik apapun rencana, sukses tidaknya tergantung pengendalian diri dari hawa nafsu. Mauttt memang godaannya, sebisa mungkin tutup mata aja, kalo ketemu hal-hal yang menggoda. Emang siihh pertamanya enak, manis, indahh, tapi sesuatu yang salah itu lama-kelamaan bisa bawa bencana loh. Mantan pacar saya juga kena hal yang sama, dia pacaran sama cewek yang cantik banget, kulitnya putih, badannya aduhaii. Sepintas emang Good looking. Barusan pacarannya, eh mantan pacar saya sudah berani kos-kosan bareng. Taunya pas di Koran, waktu ada berita Aborsi mahasiswa. Wah, saya kaget bukan main, ngga nyangka dia bisa ngelakuin kayak gituan. Tapi yah, segala sesuatu yang salah, kembali lagi ke pribadi mereka masing-masing. Maunya yang indah-indah, enak-enakan ujungnya mautt man.
Saya hanya ingin membuat bonyok hepi. Yah kebanyakan anak-anak juga pengennya gitu. Jadinya saya ada di sebagian orang yang punya pikiran kayak gitu. Mulia kan. Hahaha. Menanjak usia 20an memang mulai berasa tanggung jawab yang besar. Saya harus selesai kuliah tahun depanlah. Ato gara-gara dibeliin laptop baru, bikin aku jadi brasa punya beban untuk gantiin. Tapi apa daya, blum punya kerjaan, blum punya pemasukan. Kerjaannya minta melulu. Rada ngga enak juga minta terus, tapi sifat parasit kayaknya makin dominan deh. Hahaha. Apalagi tuntutan di kampus juga ngga sedikit. Mudah-mudahan yahh, taon depan bisa kelar, trus bisa langsung kerja. Tentunya dunia kerja akan berbeda jauh dengan dunia perkuliahan, jadinya saya masih harus belajar banyak untuk menyesuaikan diri. Pikir-pikir dulu buat urusin skripsi. Wahh, mati kutu kalo bicarain itu. Mudah-mudahan dapet Pembimbing yang baik, yang bisa ngertiin saya, yang bisa bikin aku lebih mengeksplorasi diri. Akhir kata. Jia You. Yes I Can.

setreeaa sarapp

Saya sedang mengalami masa-masa sulit. Inilah ujian sesungguhnya. Dimana saya dengan kapasitas sebagai seorang mahasiswi yang hendak menempuh semester akhir diperguruan tinggi, saatnya untuk memikirkan bagaimana caranya untuk memenuhi tugas akhir sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains. Memang saat ini judul sudah saya dapatkan, terlebih ada bantuan dari dosen yang mensupport penuh saya agar bisa cepat mendapatkan gelar sarjana. Persoalannya adalah, apakah judul inilah yang bisa saya pertanggungjawabkan di ujian nanti, juga yang akan saya ajukan sebagai bahan skripsi saya. Saat ini jelas saya belum bisa menentukannya. Mau mundur pun saya sudah tidak berdaya lagi. Dosen pembimbing sudah menentukan deadline untuk seminar adalah akhir bulan ini. Tapi bahkan untuk judulnya sendiri saya belum bisa jatuh cinta. Seperti belum menemukan chemistry antara saya dengan judul yang diberikan oleh dosen. Saya jadi teringat apa yang dikatakan oleh dosen mata kuliah metode penelitian, beliau mengingatkan untuk menemukan judul yang sesuai dengan saya, karena judul itu nantinya akan dipertanggungjawabkan sebagai skripsi nantinya. Dalam hati saya membenarkan ucapan beliau. Kalau dipikir kembali, judul ini memang tidak sesuai dengan saya, namun terkadang sebuah pilihan pada saat terdesak memberikn point positif saat kita benar-benar mau menjalankannya dan berusaha untuk menyukainya. Saya berharap itu bisa terjadi pada saya, karena saya tidak mau mengecewakan dosen yang sudh begitu baik mau membantu, dan mengoreksi kesalahan saya.

Cari untung sendiri.

Hutan adalah salah satu ciptaan Tuhan yang memberikan keuntungan bagi manusia. Namun saat ini hutan telah dialih fungsikan pada kegiatan non-pertanian. Yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan yakni kegiatan pertambangan diatas hutan.
Kita semua tahu kalau hutan memiliki berbagai manfaat yang baik bagi kehidupan manusia. Namun pada saatnya hutan dirusak dengan berbagai cara oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Sebut saja para pengusaha berdasi yang mengiming-imingi gaji yang besar pada rakyat kecil yang tidak tahu apa-apa. Sehingga mereka mau mejual lahan milik mereka untuk dijadikan lokasi pertambangan. Sungguh keliru persepsi ayng mengyatakan bahwa kegiatan pertambangan meraup untung besar. Tidak !!! Pada kenyataannya kegiatan pertambangan hanya menyumbang sangat sedikit dari semua sektor pada umumnya, sedangkan kegiatan pertanian justru memliki prospek yang cerah ke depan, dan menyumbang lebih banyak dibanding sektor pertambangan.
Memang tidak ada yang salah kalau bumi ini mengandung jutaan emas didalamnya, namun alangkah baiknya bila pengelolaannya dilakukan secara tepat dan yang paling penting yaitu Ramah lingkungan. Kita tahulah kalau dalam kegiatan pertambangan tidak jauh-jauh dari merkuri dan sianida. Keduanya merupakan zat berbahaya yang selalu ditemukan dalam kegiatan pertambangan, dan tentulah zat kimia ini sangat beracun. Masalahnya, para pengusaha pertambangan yang tidak tahu menahu ataupun masa bodoh dengan keadaan lingkungan, tega-teganya membuang limbah hasil tambang ke sungai disekitarnya dan bermuara ke laut, yang mengakibatkan rakyat yang menderita penyakit dan bahkan berujung pada kematian. Sungguh miris yang dilakukan para pengusaha berdasi ini, enak-enaknya mereka mengeksploitasi hasil alam, sedangkan rakyat yang dikorbankan. Dan tentulah hal ini diharapkan menjadi perhatian kita bersama, sebab kalau bukan kita yang menyadari kesehatan lingkungan kita sejak dini, sampai kapanpun kita takkan pernah melupakannya, sebab kitalah pemilik bumi ini!
Saya masih ingat dengan banjir bandang yang menimpa warga Bolaang Mongondow beberapa tahun silam. Banjir yang dahsyat itu tidak hanya merugikan secara materi namun mempengaruhi perasaan dari masyarakat setempat. Bagaimana tidak, sanak saudara yang sangat mereka kasihi mendadak menghilang bersama derasnya air yang menghantam pemukiman mereka. Dibalik peristiaw itu hanya satu yang dapat dikatakan. Bagaimana semua ini dapat terjadi ? Apakah Tuhan tidak lagi menyayangi anakNya ? Pertanyaan itu terjawab melalui suatu penjelasan ilmiah, Yup.....Ternyata penyebabnya adalah akibat Hutan Ambang telah ditambang, dan membuat vegetasi yang ada di atasnya turut di babat, alhasil saat hujan deras datang, vegetasi berupa pepohonan yang biasanya menahan laju air kini lenyap dan terjadilah banjir yang sempat membuat heboh seluruh negeri tersebut. Peristiwa bencana alam tadi bukanlah satu-satunya yang terjadi di negeri ini, masih lekat pula di ingatan mengenai peristiwa teluk buyat yang membuahkan kontroversi tersebut. Pihak PT NMR mengklaim bahwa pertambangannya ramah lingkungan. Sedangkan rakyat kecil dengan semangat berani karena benarnya menuntut perusahaan tambang emas terkemuka tersebut bertanggung jawab akan kematian seorang anak yang diduga meninggal karena menderita penyakit minamata, sebuah penyakit kulit yang disebabkan zat sianida dan merkuri yang tercampur dalam air. Silang pendapat terjadi, para ilmuwan dan politisi tidak segan mengutarakan opini mereka, namun pada akhirnya PT NMR bersedia menutup pertambangan mereka dan mengganti kerusakan yang dilakukan semasa menambang. Secara tidak langsung tentulah mereka sudah mengakui kesalahan mereka dan berani mengembalikan kelestarian alam yang dulu rusak. Two tumbs up !!!
Yang menjadi pemikiran saya saat ini kenapa justru orang yang dipercayai yang melakukan kerusakan itu............Bila dikaji secara moral, jelaslah tidak bermoral. Bila dikaji secara sosial jelaslah tidak menguntungkan dan tidak mendatangkan kesejahteraan. Jelaslah, keuntungan ekonomi lebih menggiurkan ketimbang merawat lingkungan.

Jaman dahulu kala

Dulunya saya disekolah (SMP & SMA) bukan termasuk orang yang ngetop. Sama sekali nggak terkenal. Nggak masuk geng Cewek paling cakep, atau geng orang pandai sekolahan. Saya cuman murid yang biasa-biasa aja. Barangkali saya bisa dibilang murid yang invisible. Hhaa. Saya emang nggak terampil bergaul. Teman saya hanya teman-teman sekelas. Yang menjadi teman dekat juga murid yang nasibnya sama seperti saya. Bukan termasuk jajaran artis sekolahan. Mungkin ada juga yang nggak nyadar kalo saya satu sekolahan sama mereka. Well, saya murid yang kuper dan teman-teman menilai saya sebagai orang yang pendiam dan pemalu. Untung saja saya tidak berkacamata atau berkawat gigi, ato kemeja seragam dikancing sampe bagian atas. Nasib saya emang menyedihkan. Apalagi saat SMA. Rasanya belum ada teman yang suka dekat-dekat saya. Apalagi yang sampai menjadi teman akrab. Makanya saya jadi minderan. Apalagi waktu masuk kelas unggulan. Rasanya seperti terasingkan di pulau terpencil. Rasanya lbih buruk dari masa SMP. Sekali lagi saya tidak menonjol diantara mereka. Saya selalu berada di zona aman saya. Saya menjadi orang yang sangat tertutup. Mungkin lantaran perilaku saya itu, teman-teman nggak jadi teman dekat saya. Selama 2 tahun selalu begitu. Sampai akhirnya kelas 3. Saya mulai membuka diri, dan bisa membaur bersama teman-teman kelasku yang baru. Namun cirri khas saya yang nggak pernah lepas, rambut saya selalu dikuncir. Hahaha. Enggak tau kenapa, rasanya nggak ada alasan khusus buat aku selalu kuncir rambut. Namun saat teman-teman selalu nanya aku selalu ngeles dengan berbagai alasan. Sampai teman kelasku penasaran. Dia slalu nyari cara buat narik kunciran aku biar lepas. Haha. Segitunya penasarannya.
Overall, Masa SMP dan SMA semuanya indah kok. Bersama teman-teman kelas yang masih childish (hahaha, padahal waktu itu aku juga gag kalah childishnya). Semuanya pantes buat dikenang selalu. Malahan rindu pengen balik lagi, guru-gurunya, makanan di kantinnya (gaga-garanya badanku waktu SMA gendutt), WC (wekkz. Except that place), pelajaran olahraganya, dan pas pake seragam, kena setrap kalo telat. Hhaha. Semuanya bagoes dikenang.

Bokap sakit

Aku lagi prihatin banget sama papa. Pada umurnya yang baru kepala 4. Dia udah ngidap impotensi. Penyakit itu tenang-tenang menghanyutkan. Banyak juga yang jadi korbannya. Padahal gag ngalamin suatu gejala apapun, temen bokap langsung mati gitu aja. Ada juga sih yang untung ngga mati, tapi kena stroke. Jadi lumpuh total, bicarapun susah. Ngeri banget resikonya. Bokap kayaknya nyadar hal itu, makanya beliau mulai ngubah kebiasaannya makan makanan yang berlemak tinggi (daging-dagingan). Skarang dia jadi vegetarian. Makanannya kangkung, Kuah bening, Selada etc. Plus garamnya gag banyak-banyak. Malahan gag pake sama sekali. Hhh. Terpaksa aku sama nyokap turut mengikuti kampanye gaya hidup sehat ala bokap. Lumayan sihh terbiasa. Demi hidup sehat. Hajarrr. hhaa