Jumat, 21 Oktober 2011

Dunia itu setelah SMA

Dulu waktu jaman anak-anak, saya ingat sekali saya cita-citanya pengen jadi dokter anak. Setelah SMA mulai ngerasa tidak realistis cita-cita saya itu. Kayaknya menjadi dokter di jaman sekarang ini hanya membuat orangtua saya yang hanya pegawai negeri sipil merana, Uang pangkal nya aja bisa beli rumah, plus biaya kos dll, pastilah sudah cukup menjerat leher. Jadi kupikir-pikir tidak usah sajalah. Namun saya jadi bingung, habis SMA kuliah kemana, mau kerja apa? Dasar anak SMA yang masih belum punya visi. Juga orangtua yang ngasi kepercayaan sama saya buat nentuin masa depan sendiri, padahal mereka tidak tahu kalau anaknya masih kayak anak TK yang masih belum tahu ngapain di dunia ini. Saya putusin masuk jurusan biologi, tanpa pikir panjang akan jadi apa dikemudian hari. Setelah lulus kuliah, saya merasa bukan disini tempat saya, saya ingin berbisnis, saya ingin jadi pengusaha, saya menyesal masuk biologi. Huh. Sungguh cara pikir yang sempit ya. Katanya mikirin orang tua, tapi pas selesai kuliah, udah merugi sekian puluh juta, ternyata ijazah hanya di parkir di lemari saja. Tidak ada yang bisa dibanggakan jadi sarjana. Enaknya pas wisudanya itu, segala bayang-bayang kuliah beserta bebannya sekarang sirna, tapi ternyata kehidupan dimulai sejak itu.
Melamar kerja lebih kejam dari sekedar meminta nilai sama dosen, Bagaimana kita bisa menjual potensi kita dihadapan calon bos kita tidak semudah kayak kita presentasi materi perkuliahan. Kerja bukan sekedar , datang duduk diam ngisi absen, nilai keluar. Kerja harus dengan sepenuh hati, dan harus dengan rasa cinta. Karena pekerjaan hanya akan terasa enak, kalau kita menikmatinya. Jangan harap dunia kerja akan ada banyak santainya, justru di dunia kerja lah, mental kita dibina, bukan lagi hanya praktek, namun kita sudah berhadapan dengan dunia yang sebenarnya. Congrats. Karena banyak hal yang tidak didapat di kuliah dapat ditemukan disini, profesionalitas, loyalitas, arti memberi, teamwork, tahan banting, semuanya. :)
Maksud dari tulisan saya ini hendak memberikan saran saja bagi pembaca yang masih umur belasan yang nggak tahu mau kemana habis sma. Mending banyak-banyak liat koran, jabatan apa saja yang dibutuhkan sama perusahaan, terus tanyakan sama diri sendiri, kita cocoknya di bidang yang mana. Atau bisa referensi sama orangtua. karena mereka pastilah nggak mau kalian menderita di masa depan nanti. Bgi yang sudah punya cita-cita, teruslah berusaha, sesulit apapun kalau dengan kemauan dan tekad yang besar, pastilah semuanya bisa terlewati, dan jangan lupa untuk terus berdoa, sebab tanpa doa kita tidak bisa melewati semuanya..:)

Maaf Saya Pemalu Dan Pendiam

kesan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah anda. Kutipan iklan tadi, pastilah anda tahu persis maknanya. Yah, maknanya menyangkut kehidupan kita sehari-hari. Kesan pertama, begitu penting dalam memulai suatu hubungan dengan orang lain. Persiapan kita selalu lebih perfect jika itu pertama kali, entah itu bertemu pacar, bertemu klien, bertemu calon mertua, bertemu calon BOS atau pertemuan-pertemun spesial lainnya. Di benak kita, pastilah kita tidak ingin mengecewakan harapan orang yang terlanjur diberikan pada kita, dan kitapun tidak bisa menyia-nyiakan itu begitu saja.
Bicara kesan, saya orang yang tidak begitu 'ngeh' terhadap kesan pertama. Karena saya bukanlah orang yang begitu sosial. Saya tergolong introvert yang pemalu, pendiam. Begitulah orang yang mengenal saya. Begitu menyebutkan nama saya, mereka pasti langsung bilang "Ooo, si aggie yang .... itu" . Bukannya pasrah sih, tapi kadang pandangan orang itu sulit berubah. karena mereka terlanjur memiliki pandangan sendiri bahwa saya adalah orang yang seperti itu. Selain karena faktor pertemuan yang jarang, juga mereka tidak mengenal saya secara emosional, makanya karakter yang saya bentuk di masyarakat menghasilkan publik berpikir saya adalah orang yang demikian. .
Mungkin orang-orang yang mengenal saya jadi sedikit speechless ketika bertemu saya, saya bisa sadari itu, kalau saya membawa mood awkward saat bersama mereka,
Saya juga hanya bisa mengalir apa adanya dengan bantuan orang lain sebagai katalisator, saya emang ngga komunikatif.
Tapi inilah saya, yang apa adanya, tidak menambah-nambah, tidak mengurangi. Pengen berubah sih, ingin lebih komunikatif lagi, biar mereka tidak salah paham terhadap saya,